Kekalahan beruntun Partai Golongan Karya pada pemilihan gubernur tidak menyurutkan optimisme Partai Golkar untuk menguasai kursi parlemen dengan jumlah terbanyak. Perhitungan kasar DPP Partai Golkar pada 2009 bakal meraup suara hingga 30 persen.
"Kita kecewa hasil itu, tapi tetap optimis karena basis kabupaten kuat. Dalam pilkada satu menang itu, yang lain hilang suaranya. Tapi kalau pemilu tidak ada yang hilang suara, malah jumlah suara terus naik. Penjumlahan itu kita yakini betul insya Allah di atas 21 persen dan karena itu target kita sampai 30 persen," kata Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla saat memberikan keterangan pers di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (11/7).
Menurut Kalla, pesta demokrasi dalam bentuk pilkada yang telah berlangsung sebanyak 370 kali ini ternyata lebih kurang 42 persen pilkada di tingkat kabupaten dimenangi Partai Golkar. Sementara untuk pilkada tingkat provinsi Golkar hanya mendulang kemenangan 25 persen. Itu berarti bahwa Golkar di tingkat bawah sangat kuat," katanya.
Mantan Menko Kesra ini mengemukakan, pada pilkada di Sulawesi Selatan, 70 persen pilkada di tingkat kabupeten dikuasai kader-kader Golkar meski pada pilgubnya Golkar keok. "Ada juga gubernur dimenangkan Golkar, tapi tidak menang di kabupatennya," tandasnya.
Perhitungan-perhitungan inilah, lanjut Kalla, yang membuat Partai Golkar tetap optimistis bakal meraup kursi DPR RI dalam jumlah terbesar. "Sebagai partai sangat solid menghadapi pemilu akan datang," katanya.
Menyangkut hasil survei sejumlah lembaga masyarakat yang memosisikan Partai Golkar berada di bawah partai berlambang banteng bermoncong putih, dengan santai Kalla menjawab. "Saya rasa itu penting dicermati sebagai tren," katanya.
Pria berkumis tipis ini menambahkan, kencenderungan saat ini, penilaian tersebut menyembul keluar seiring dengan lahirnya kebijakan-kebijakan pemerintah. Dan karena Golkar merupakan partai penyokong pemerintah, maka mau tak mau menambah penilaian terhadap Golkar.
"Jadi karena Golkar dinilai dengan kinerja pemerintah, saya kira wajar-wajar saja. Tentu itu harus diperbaiki,dan yakinlah kerja pemerintah akan naik terus, apalagi masih ada waktu kurang lebih 10 bulan ke depan," kata Kalla. (Persda Network/ade)
"Kita kecewa hasil itu, tapi tetap optimis karena basis kabupaten kuat. Dalam pilkada satu menang itu, yang lain hilang suaranya. Tapi kalau pemilu tidak ada yang hilang suara, malah jumlah suara terus naik. Penjumlahan itu kita yakini betul insya Allah di atas 21 persen dan karena itu target kita sampai 30 persen," kata Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla saat memberikan keterangan pers di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (11/7).
Menurut Kalla, pesta demokrasi dalam bentuk pilkada yang telah berlangsung sebanyak 370 kali ini ternyata lebih kurang 42 persen pilkada di tingkat kabupaten dimenangi Partai Golkar. Sementara untuk pilkada tingkat provinsi Golkar hanya mendulang kemenangan 25 persen. Itu berarti bahwa Golkar di tingkat bawah sangat kuat," katanya.
Mantan Menko Kesra ini mengemukakan, pada pilkada di Sulawesi Selatan, 70 persen pilkada di tingkat kabupeten dikuasai kader-kader Golkar meski pada pilgubnya Golkar keok. "Ada juga gubernur dimenangkan Golkar, tapi tidak menang di kabupatennya," tandasnya.
Perhitungan-perhitungan inilah, lanjut Kalla, yang membuat Partai Golkar tetap optimistis bakal meraup kursi DPR RI dalam jumlah terbesar. "Sebagai partai sangat solid menghadapi pemilu akan datang," katanya.
Menyangkut hasil survei sejumlah lembaga masyarakat yang memosisikan Partai Golkar berada di bawah partai berlambang banteng bermoncong putih, dengan santai Kalla menjawab. "Saya rasa itu penting dicermati sebagai tren," katanya.
Pria berkumis tipis ini menambahkan, kencenderungan saat ini, penilaian tersebut menyembul keluar seiring dengan lahirnya kebijakan-kebijakan pemerintah. Dan karena Golkar merupakan partai penyokong pemerintah, maka mau tak mau menambah penilaian terhadap Golkar.
"Jadi karena Golkar dinilai dengan kinerja pemerintah, saya kira wajar-wajar saja. Tentu itu harus diperbaiki,dan yakinlah kerja pemerintah akan naik terus, apalagi masih ada waktu kurang lebih 10 bulan ke depan," kata Kalla. (Persda Network/ade)