Hi, guest ! welcome to apen blog!. | About Us | Contact | Register | Sign In

Kenaikan BBM vs BLT

Terkait dengan kenaikan BBM di Republik Indonesia, harian pribadi Rekayasa Boos menurunkan timnya untuk melakukan wawancara dengan Bapak Presiden SBY. Dari wawancara yang dilakukan terungkap bahwa adanya gejolak yang diakibatkan oleh keputusan menaikkan harga BBM adalah karena perbedaan pandangan saja. Berikut petikan wancara tim harian Rekayasa Boss dengan bapak presiden SBY.

Wrta :

"Pak SBY, bagaimana pendapat Bapak mengenai kenaikan BBM di Negara tetangga kita, Republik Indonesia ?"

SBY :

"Saya kira itu adalah keputusan yang tepat dan siapa pun presidennya keputusan ini adalah keputusan terbaik."

Wrta :

"Artinya bapak sependapat dengan keputusan Bapak Presiden Republik Indonesia itu pak?"

SBY :

"Oh, tidak, saya tidak sependapat."

Wrta :

"Maaf pak, bukankah tadi bapak katakan itu keputusan yang tepat dan siapa pun presidennya akan mengambil keputusan yang sama artinnya bapak sependapat dong."

SBY :

"Oh, tidak, anda itu tidak mengerti. Kalau saya diposisi beliau, saya akan melakukan hal yang sama, saya akan putuskan bahwa mau tidak mau minyak mesti dinaikkan. Tapi saya tidak sependapat dengan beliau karena saya bukan beliau dan saya tidak dalam satu forum yang sama dengan beliau, jadi kami bisa saja berpendapat yang sama tapi itu bukan satu pendapat, sama tidak berarti satukan."

Wrta :

"Apakah itu artinya Bapak akan melakukan hal yang sama di Negeri Impian ini Pak, Bapak akan menaikkan harga BBM?"

SBY :

"ya!"

Wrta :

"Kira-kira apa yang menjadi faktor utama yang menyebabkan harga BBM ini harus naik Pak?"

SBY :

"Saya kira harga minyak dunia, harga minyak dunia yang terus naik menyebabkan kita mau tidak mau harus ikut menaikkan harga minyak."

Wrta :

"Tapi pak, Negara kita tidak seperti Negara tetangga kita, Negara kita termasuk Negara penghasil minyak, yang mestinya tidak tergantung atau tidak terpengaruh oleh harga minyak dari luar, bagaimana Pak?"

SBY :

"Ya, tapi anda itu tidak tahu, memang benar Negara kita penghasil minyak yang kita ambil dari perut bumi yang termasuk dalam tanah air kita, tapi yang ngolahkan banyak orang luar."

Wrta :

"Maaf Pak, bukankah dengan kenaikan BBM ini yang paling terpukul atau yang paling menjadi korban itu rakyat kecil yang mestinya Bapak pelihara seperti amanat UUD dan janji politik Bapak?"

SBY :

"Oh, tidak, anda salah. Justru yang paling terpukul itu rakyak yang sudah besar, yang mau bepergian dengan mobil, yang mau beli ini itu, dan lain-lain kebutuhan itukan rakyat yang sudah besar kalau yang masih kecil belum memikirkan itu. Dan perlu anda ketahui, untuk rakyat kecil pemerintah sudah siapkan bantuan langsung tunai yang jumlahnya sudah diperhitungkan cukup bagi anak-anak kecil itu untuk beli es, roti dan mungkin sekali-sekali main PS atau internet untuk baca blog nya Mas Apen ini. Ha .. haa..haaaa….. haha…!!!!!"

Wrta :

"………………. ?????????????"

(maaf SBY di sini bukan Sosilo Bambang Yudoyuno presiden Republik Indonesia, tapi Pak SaBar Ya, presiden Republik Impian)