Hi, guest ! welcome to apen blog!. | About Us | Contact | Register | Sign In

My Private Media "Rekayasa Boss"

Saudara-saudara ku sebangsa tanah sebangsa air, maaf saya tidak dapat mengatakan sebangsa minyak dan sebangsa gas, walaupun sama-sama kita ketahui muka kita sama-sama berminyak dan kita sama-sama bahkan sering membuang gas. Bukan karena semakin langka nya minyak atau pun gas di bumi ini, tapi adanya kepastian dari pemerintah untuk segera menaikkan harga minyak hingga kisaran 30%, akan membuat minyak ini enggan bersaudara dengan kita, dan kita yang mendapat jatah minyak pun akan enggan bersaudara dengan sesama kita.

Saudara-saudara ku sebangsa tanah sebangsa air, terima kasih saya ucapkan kepada saudara-saudara yang telah menyempatkan diri hadir di sini menyaksikan launching harian pribadi rekayasa boss ini. Saya perhatikan di depan tadi hampir seluruh pejabat hadir, mulai dari pejabat tinggi, pejabat eselon sampai pejabat escendol pun hadir. Memang harus kita akui bapak-bapak pejabat ini masih sangat perhatian dengan kita sebagai rakyatnya dan tentunya jika itu menguntungkan bagi mereka, lebih-lebih menjelang pemilu ini.

Saudara-saudara ku sebangsa tanah sebangsa air, perlu saya sampaikan disini, harian rekayasa boss ini adalah harian pribadi (private media), karenanya harian ini tidak memegang prinsip layaknya harian umum yang ada di provinsi-provinsi Negara tetangga kita, dengan prinsip idealismenya. Harian pribadi rekayasa boss ini bersandar pada suatu prinsip baru, yang saya temukan sendiri, yaitu prinsip idealyes.

Sedikit saya jelaskan tentang prinsip ataupun konsep idealyes ini. Secara etmologis, idealyes ini berasal kata I, Deal dan Yes yang kalau diartikan kira-kira pengertiannya “saya setuju anda ya, berita yang diterbikan harus sama-sama menguntungkan” Sepintas kedengarannya prinsip ini akan merugikan para wartawan/i, sebenarnya tidak, dengan prinsip idealyes ini para writeta dan writeti (sebutan wartawan rekayasa boss) justru akan diuntungkan. Dengan prinsip ataupun konsep ini writeta dan writeti cukup menunggu instruksi dari saya mengenai berita apa yang akan diliput atau menunggu adanya panggilan dari pejabat-pejabat kita yang meminta untuk diliput kegiatan social masyarakatnya. Bandingkan dengan prinsip idealisme di Negara tetangga kita, dengan prinsip itu, seorang wartawan memerlukan perjuangan yang sulit untuk mendapatkan seperempat halaman berita. Bandingkan kalau kita meliput kegiatan social masyarakat pejabat-pejabat kita, akan sangat gampang untuk membuat dua halaman berita Full Color. Sekali lagi saya katakan, apalagi menjelang pemilu dan pilkada yang silih berganti seperti sekarang ini.

Saudara-saudara ku sebangsa tanah sebangsa air, karena rekayasa boss ini harian pribadi, saya merasa tidak berkewajiban untuk menyajikan berita yang sesungguhnya tapi cukup sesuguh-suguhnya saja, saya tidak terbebani untuk menyampaikan atau mengungkap kebenaran suatu informasi dan kalaupun informasi yang saya sampaikan benar itu hanya kebetulan saja.

Sebelum saya akhiri sambutan ini, kepada saudara-saudara sekalian saya sangat mengharapkan bantuannya untuk membuatkan saya sebuah logo bagi harian pribadi rakaya boss ini. Tak tunggu yee desain nya …. !!!!???