Pupuk KCL atau yang sering disebut MOP (muriate Of Potash) merupakan salah satu jenis pupuk tunggal yang sangat berguna untuk meningkatkan hasil tanaman melalui fungsinya yang mampu membantu pertumbuhan organ-organ generatif seperti biji, buah, dan bunga. Fungsi pupuk KCl tersebut diperoleh dari senyawa K2O yang terkandung di dalamnya. Pupuk KCL merupakan pupuk yang mengandung unsur kalium yang sangat cocok digunakan untuk segala jenis tanaman yang memiliki sifat toleran atau tanah dengan klorida rendah. Selain itu pupuk KCl dapat diaplikasikan untuk semua jenis tanah.
Pupuk ini memiliki warna merah maupun putih, dengan tekstur yang menyerupai kristal. Pupuk KCl memiliki sifat higroskopis, mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Pupuk KCl (MOP) memiliki konsentrasi nutrisi yang sangat tinggi. Oleh karena itu ia memiliki harga yang kompetitif dengan jenis-jenis pupuk lain yang mengandung kalium.
Kandungan pupuk KCl terdiri dari 2 zat yaitu zat hara dan zat pembawa. Karena pupuk KCl dapat ditemukan dengan banyak jenis, maka perbandingan antara zat hara dan zat pembawanya pun berbeda-beda. Namun secara umum, saat ini yang ramai ditemui adalah pupuk KCl 80 yang memiliki kandungan zat hara sebesar 60% dan zat pembawa sebesar 40%. Hal ini berarti dalam 100 kg KCl terdapat 60 kg zat hara (K2O) dan 40 kg zat pembawa. Hara yang terkandung dalam pupuk KCl adalah hara kalium yang dapat diserap tanaman dalam bentuk senyawa K2O. Sebelum dapat diserap, pupuk KCl pada tanah akan terlebih dahulu terurai menjadi senyawa K2O dan ion Cl++. K2O bermanfaat untuk pertumbuhan dan penguat daya tahan tanaman terhadap penyakit, sedangkan ion Cl++ justru merugikan tanaman jika diberikan dalam jumlah berlebih.
Pupuk yang mengandung kalium harus diterapkan dimana cadangan kalium tanah tidak memadai. Kalium dapat diterapkan sebagai pupuk langsung atau sebagai bagian dari pupuk yang dicampur dengan senyawa nitrogen dan fosfor. Pupuk KCl sering dikombinsikan dengan nitrogen maupun fosfor dalam penggunaannya sebagai pupuk multi komponen. Kegunaan lainnya adalah dalam produksi kalium hidroksida yang digunakan dalam pengolahan air serta produksi biodiesel
Berdasarkan zat hara yang terkandung di dalam pupuk KCl yaitu K2O, kita dapat mengetahui apa saja manfaat dan fungsi pupuk KCl. Manfaat dan fungsi pupuk KCl tersebut adalah sebagai berikut:
Pupuk KCL tidak cocok digunakan pada tanaman tembakau, kentang, wortel dan bawang merah. Karena tanaman tersebut memiliki sensitifitas terhadap unsur Clorida (Cl). Unsur Clorida berdampak buruk pada tanaman tembakau dan bawang merah, misalnya adalah penurunan produksi. Untuk memenuhi kebutuhan kalium pada tanaman yang sensitif terhadap unsur Clorida (Cl) sebaiknya menggunakan pupuk ZK atau KNO3. Pupuk KCL dapat diaplikasikan sebagai pupuk susulan dengan cara ditaburkan pada sekeliling tanaman atau ditaburkan pada bedengan sebagai pupuk dasar. Penggunaan sebagai pupuk dasar biasanya dicampur dengan pupuk Nitrogen dan Phospor. Pupuk KCL bisa juga diaplikasikan dengan cara dikocorkan pada akar tanaman. Aplikasi pengocoran dilakukan dengan cara melarutkan pupuk KCL dengan dosis tertentu sesuai kebutuhan.
PUPUK KCl ORGANIK
Pupuk KCl sering mengalami kelangkaan namun dengan kemajuan ilmu pengetahuan sekarang ini telah ditemukan berbagai macam cara untuk mengatasi kelangkaan jenis pupuk ini. Salah satunya adalah dengan pembuatan pupuk KCl berbahan dasar organik yaitu dengan menggunakan sabut kelapa. Selain lebih murah ketersediaan pupuk KCl organik lebih terjamin. Hal ini juga bisa menjadi salah satu metoda alternatif penanganan limbah sabut kelapa yang tak mampu ditangani karena jumlahnya cukup banyak sekarang ini. Selain itu, bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk KCl organik ini cukup mudah didapatkan di lingkungan sekitar kita. Pembuatan pupuk KCl organik adalah sebagai berikut :
Manfaat pupuk KCl organik ini sangat cocok diaplikasikan ke tanaman padi yang mulai berbuah. Cara penggunaannya adalah dengan cara disemprotkan ke bagian daun yang mengahadap ke bawah. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan unsur kalium. Menurut berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli dibidang pertanian pupuk KCl organik cair ini dapat membantu untuk meningkat produktivitas hasil tanaman padi hingga mencapai 5 – 15 % dengan kandungan K2O sebanyak 3 – 5 %.
Pupuk ini memiliki warna merah maupun putih, dengan tekstur yang menyerupai kristal. Pupuk KCl memiliki sifat higroskopis, mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Pupuk KCl (MOP) memiliki konsentrasi nutrisi yang sangat tinggi. Oleh karena itu ia memiliki harga yang kompetitif dengan jenis-jenis pupuk lain yang mengandung kalium.
Kandungan pupuk KCl terdiri dari 2 zat yaitu zat hara dan zat pembawa. Karena pupuk KCl dapat ditemukan dengan banyak jenis, maka perbandingan antara zat hara dan zat pembawanya pun berbeda-beda. Namun secara umum, saat ini yang ramai ditemui adalah pupuk KCl 80 yang memiliki kandungan zat hara sebesar 60% dan zat pembawa sebesar 40%. Hal ini berarti dalam 100 kg KCl terdapat 60 kg zat hara (K2O) dan 40 kg zat pembawa. Hara yang terkandung dalam pupuk KCl adalah hara kalium yang dapat diserap tanaman dalam bentuk senyawa K2O. Sebelum dapat diserap, pupuk KCl pada tanah akan terlebih dahulu terurai menjadi senyawa K2O dan ion Cl++. K2O bermanfaat untuk pertumbuhan dan penguat daya tahan tanaman terhadap penyakit, sedangkan ion Cl++ justru merugikan tanaman jika diberikan dalam jumlah berlebih.
Pupuk yang mengandung kalium harus diterapkan dimana cadangan kalium tanah tidak memadai. Kalium dapat diterapkan sebagai pupuk langsung atau sebagai bagian dari pupuk yang dicampur dengan senyawa nitrogen dan fosfor. Pupuk KCl sering dikombinsikan dengan nitrogen maupun fosfor dalam penggunaannya sebagai pupuk multi komponen. Kegunaan lainnya adalah dalam produksi kalium hidroksida yang digunakan dalam pengolahan air serta produksi biodiesel
Berdasarkan zat hara yang terkandung di dalam pupuk KCl yaitu K2O, kita dapat mengetahui apa saja manfaat dan fungsi pupuk KCl. Manfaat dan fungsi pupuk KCl tersebut adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan hasil panen. Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa kandungan klorida dalam pupuk KCl dapat membantu meningkatkan hasil panen, yaitu dengan meningkatkan resistensi penyakit pada tanaman. Kandungan kalium dalam pupuk KCl sangat penting dalam beberapa aspek, misalnya dalam perkebunan sawit. Tingkat pertumbuhan kelapa sawit cukup tinggi membuat kebutuhan haranya sangat besar. Kandungan kalium dalam pupuk KCl terlibat dalam banyak fungsi biokimia dan secara positif mempengaruhi manfaat tanah dan hasil pada berbagai jenis tanah yaitu ukuran tandan dan jumlah tandan. Bantuan senyawa nitrogen, kalium dapat menyebabkan efek yang lebih sinergis untuk meningkatkan pertumbuhan hasil per tandan dan rasio minyak per tandan.
- Meningkatkan kualitas hasil panen. Salah satu fungsi unsur hara kalium yang terkandung dalam pupuk KCl adalah untuk menghasilkan kualitas buah yang baik seperti menjadikan buah lebih besar dan lebih manis. Hal ini disebabkan kalium dapat membantu proses tranfortasi glukosa di dalam tanah. Hal ini tentu saja mengoptimalkan manfaat buah-buahan atau sayuran yang ditanam.
- Memperkuat batang tanaman. Tanaman yang baik adalah tanaman yang memiliki batang yang kokoh dan kuat. Hal ini dapat menjadikannya bisa bertahan hidup lebih lama dan tidak gampang ambruk atau rapuh sebelum dapat menghasilkan buah. Kandungan K2O dalam pupuk KCl dapat memberikan solusi untuk hal tersebut yaitu menjadikan batang tanaman lebih kuat dan terlihat kokoh.
- Tanaman lebih tahan stress. Unsur hara dalam kalium (K2O) dari pupuk KCl mampu mengatur kinerja stomata daun, yaitu untuk membantu proses fotosintesis (proses pembuatan makanan pada tumbuh-tumbuhan dengan manfaat sinar matahari, karbondioksida dan air), proses transpirasi (proses penguapan air dari permukaan tanah) serta untuk melakukan pencegahan atas hilangnya air dari tanaman. Hal tersebut akan menjadikan tanaman lebih tahan terhadap resiko terjadinya stress dan kekeringan yang akhirnya menyebabkan tanaman mati sebelum dapat menghasilkan buah.
- Lebih tahan terhadap serangan penyakit. Kandungan kalium yang terdapat dalam pupuk KCl mampu mencukupi kebutuhan tanaman untuk melindunginya terhadap gangguan hama dan penyakit-penyakit lain yang dapat menyerang tanaman. Sehingga nantinya tanaman dapat berpotensi menghasilkan panen yang lebih baik.
- Transortasi asimilat dan kerja enzim. Kandungan kalium dalam pupuk KCl dapat membantu proses translokasi hasil fotosintesis tanaman (asimilat) dan memaksimalkan sistem kerja enzim ke seluruh bagian tanaman. Manfaat fotosintesis yang lebih optimal akan menjadikan tanaman dapat tumbuh sebagaimana mestinya.
- Meningkatkan ketahanan terhadap kerusakan saat pengangkutan dan penyimpanan. Pengaplikasian pupuk KCl akan sangat tepat pada saat tanaman sudah mulai memasuki masa berbunga. Hal ini akan dapat membantu meningkatkan aktivitas pembentukan hasil biji maupun buah pada tanaman. Sehingga dapat menghasilkan biji atau buah yang sempurna serta dapat mengurangi resiko kerusakan saat hasil panen tersebut diangkut maupun pada masa penyimpanan
Pupuk KCL tidak cocok digunakan pada tanaman tembakau, kentang, wortel dan bawang merah. Karena tanaman tersebut memiliki sensitifitas terhadap unsur Clorida (Cl). Unsur Clorida berdampak buruk pada tanaman tembakau dan bawang merah, misalnya adalah penurunan produksi. Untuk memenuhi kebutuhan kalium pada tanaman yang sensitif terhadap unsur Clorida (Cl) sebaiknya menggunakan pupuk ZK atau KNO3. Pupuk KCL dapat diaplikasikan sebagai pupuk susulan dengan cara ditaburkan pada sekeliling tanaman atau ditaburkan pada bedengan sebagai pupuk dasar. Penggunaan sebagai pupuk dasar biasanya dicampur dengan pupuk Nitrogen dan Phospor. Pupuk KCL bisa juga diaplikasikan dengan cara dikocorkan pada akar tanaman. Aplikasi pengocoran dilakukan dengan cara melarutkan pupuk KCL dengan dosis tertentu sesuai kebutuhan.
PUPUK KCl ORGANIK
Pupuk KCl sering mengalami kelangkaan namun dengan kemajuan ilmu pengetahuan sekarang ini telah ditemukan berbagai macam cara untuk mengatasi kelangkaan jenis pupuk ini. Salah satunya adalah dengan pembuatan pupuk KCl berbahan dasar organik yaitu dengan menggunakan sabut kelapa. Selain lebih murah ketersediaan pupuk KCl organik lebih terjamin. Hal ini juga bisa menjadi salah satu metoda alternatif penanganan limbah sabut kelapa yang tak mampu ditangani karena jumlahnya cukup banyak sekarang ini. Selain itu, bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk KCl organik ini cukup mudah didapatkan di lingkungan sekitar kita. Pembuatan pupuk KCl organik adalah sebagai berikut :
- Penyiapan bahan Untuk bahan pembuatan pupuk KCl organik kita cukup menyiapkan sabut kelapa ± 25 kg dan air jernih sebanyak 40 liter serta drum bekas.
- Proses pengolahan
- Langkah-langkah pembuatan pupuk KCl organik :
- Bersihkan sabut kelapa terlebih dahulu dari tanah kemudian letakkan pada drum bekas
- Tuangkan air bersih ke dalam drum hingga mencapai separuhnya
- Tutup drum tersebut untuk mempercepat proses fermentasi serta untuk menghindari masuknya air hujan ke dalam drum
- Diamkan drum selama ±15 hari
- Setelah 15 hari dan air rendaman telah berubah menjadi warna hitam kekuningan berarti hal tersebut siap untuk diaplikasikan.
Manfaat pupuk KCl organik ini sangat cocok diaplikasikan ke tanaman padi yang mulai berbuah. Cara penggunaannya adalah dengan cara disemprotkan ke bagian daun yang mengahadap ke bawah. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan unsur kalium. Menurut berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli dibidang pertanian pupuk KCl organik cair ini dapat membantu untuk meningkat produktivitas hasil tanaman padi hingga mencapai 5 – 15 % dengan kandungan K2O sebanyak 3 – 5 %.