Hi, guest ! welcome to apen blog!. | About Us | Contact | Register | Sign In

Pembibitan Padi Sawah

Untuk keperluan penananam padi tentunya tidak terlepas dari tersedianya bibit. Agar tanaman padi yang kita tanam itu akan berproduksi tinggi dengan mutu yang baik, bibit harus berasal dari benih (butiran gabah) yang bermutu.

Benih bermutu adalah benih dengan vigor tinggi dan bersertifikat. Benih bersertifikat dapat diperoleh pada penyalur benih dan toko/kios sarana produksi pertanian (saprotan). Berdasarkan data penelitian, penggunaan benih bersertifikat meningkatkan produksi 500 kg/ha dibandingkan dengan benih yang tidak bersertifikat.

Meski benih yang akan kita semaikan itu berasal dari benih bermutu, tetapi sebelum disemaikan harus dipilih benih yang baik. Untuk memilih benih yang baik, benih direndam dalam larutan 20 g ZA/liter air atau larutan 20 g garam/liter air. Dapat juga digunakan abu dengan menggunakan indikator telur, yang semula berada dalam dasar air, setelah diberi abu, telur tersebut mulai terangkat ke permukaan. Kemudian benih yang mengambang/mengapung dibuang. Benih yang tidak mengapung/mengambang alias benih yang tenggelam itulah yang nantinya disemaikan untuk memperoleh bibit padi karena benih seperti ini merupakan benih yang baik (benih bernas).

Benih bernas tersebut sebelum disemaikan dibilas dahulu dengan air besih, kemudian direndam dalam air selama 24 jam. Setelah itu, diperam dalam karung selama 48 jam dan dijaga kelembabannya dengan cara membasahi karung dengan air. Sedang untuk benih hibrida, benih tersebut kangsung direndam dalam air dan selanjutnya diperam.

Untuk memperoleh bibit padi dapat dilakukan dengan cara persemaian basah dan kering. Umur bibit siap dipindahkan atau ditanam bergantung pada jenis persemaian.

Persemaian basah adalah persemaian yang dilakukan pada lahan sawah di luar areal yang akan dipanen.

Tempat persemaian sebaiknya dalam satu hamparan luas agar mudah pemeliharaannya. Selain itu, persemaian terkena sinar matahari langsung tetapi tidak dekat dengan sinar lampu yang dapat mengudang serangga pada malam hari.

Pertama-tama, tanah untuk persemaian diolah dengan cara dibajak dan digaru 2-3 kali sampai tanah dalam kondisi melumpur sedalam kira-kira 20 cm. Sesudah tanah diolah, buat bedengan setinggi 5-10 cm dengan lebar bedengan 100-150 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan atau kondisi lahan. Sedang jarak antar bedengan satu dengan bedengan laian lebih kurang 30 cm. Di antara bedengan dibuat saluran draenase.

Apabila ada genangan air di bedengan, air yagn masih ada di bedengan tersebut harus dibuang hingga permukaan bedengan tidak tergenang air. Pekerjaan berikutnya, bedengan dipupuk dengan pupuk Urea, SP 36, ZA dan KCl. Untuk setiap 10 m2 luas pesemaian diberi pupuk Urea sebanyak 250 g, SP 36 sejumlah 100 g, ZA 100 g dan KCl 75 g. Yang dicampur dengan tanah secara merata.

Apabila tempat pesemaian ini sudah siap, benih ditaburkan pada bedengan. Jarak penaburan dari tepi bedengan lebih kurang 10 cm dengan kerapatan penaburan 25 g benih per 10 m2.

Lima hari setelah tabur benih, persemaian diairi setinggi kira-kira 1 (satu) cm selama 2 (dua) hari. Setelah itu, persemaian diairi terus-menerus setinggi kira-kira 5 cm. Penggenangan air ini dilakukan, selain untuk mencukupi kecukupan air bagi benih juga berfungsi untuk menahan benturan langsung dengan air hujan (jika terjadi hujan) dan untuk menghindari pesemaian dari gangguan serangan hama, terutama serangan burung atau yang lainnya.

Pada saat benih berumur 7-10 hari setelah ditaburkan di atas bedengan, benih diberi insektisida (misalnya dengan Furadan 3 G) dengan dosis 17 kg/ha. Selanjutnya, penggunaan air disesuaikan dengan ketinggian bibit.

Benih yang sudah ditaburkan pada bedengan itu juga harus dijaga dari serangan hama, diantaranya dari serangan tikus. Sebab, binatang pengerat ini sangat menggemari benih padi yang baru disebar. Oleh karena itu, pada saat pembibitan padi ini diusahakan agar benih padi yang baru disebar itu aman dari serangan tikus. Caranya, buat pagar plastik mengelilingi tempat pembibitan untuk mencegah tikus masuk ke dalam pesemaian. Usaha pembuatan pagar plastik yang mengelilingi tempat pembibitan tersebut akan lebih efektif apabila tempat pembibitan masing-masing petani yang melakukan pembibitan berdekatan, atau bahkan bersama dalam satu lokasi pembibitan.

Bibit yang kita semaikan itu baru bisa dipindahkan atau ditanam ke petak persawahan setelah berumur 10-30 hari. Sebelum bibit dicabut, lahan persemaian perlu digenangi air selama 1 (satu) hari antara 2-5 cm agar tanah menjadi lunak sehingga bibit tidak rusak saat dicabut atau dipindahkan ke lapangan. Jika pun ada yang rusak, bibit yang rusak tersebut bisa ditekan sedikit mungkin.

Jika persemaian dilakukan pada lahan/tanah alkalin (pH 6,5), pada tanah seperti ini perlu diberi hara mikro (Cu dan Zn) dengan cara mencelupkan air bibit padi ke dalam larutan ZnSO4 5% dan CuSO4 0,2% selama 2 (dua) menit pada saat bibit akan ditanam. Sebelum ditanam, bibit dapat dicelupkan terlebih dahulu ke dalam sispensi Azospirillum, minimal 1 (satu) jam. Suspensi dibuat dengan cara melarutkan 200 g inokulum ke dalam 50 liter air

Read More »

Pengairan Berselang Padi Sawah

Salahsatu hal yang sering dikhawatirkan petani dalam berusahatani padi diantaranya adalah kekurangan air terutama di musim kemarau. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tanaman padi memerlukan air irigasi pada fase tertentu. Untuk mengatasi kelangkaan air pada fase tertentu, dikembangkan beberapa teknik pengelolaan lahan yang efisien dalam penggunaan air.

Pengairan berselang (intermitten irrigation) adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian sesuai fase pertumbuhan tanaman dan kondisi lahan. Pengairan berselang dapat menghemat pemakaian air 15-30% tanpa menurunkan hasil panen.

Penerapan pengairan berselang pada petakan sawah yang diantaranya dimaksudkan untuk :
  1. Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas; 
  2. Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang lebih dalam; 
  3. Mencegah timbulnya keracunan besi; 
  4. Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar. 

Pengairan berselang akan bermanfaat untuk :

  1. Memberi kesempatan kepada akar untuk berkembang lebih baik, 
  2. Mengurangi kerebahan, 
  3. Mengaktifkan jasad renik mikroba yang bermanfaat, 
  4. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah), 
  5. Menyeragamkan pemasakan gabah dan 
  6. Mempercepat waktu panen, 
  7. Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah), 
  8. Memudahkan pengendalian hama keong mas, 
  9. Mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang, 
  10. Mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus. 


Dalam melakukan pengairan berselang perlu dipertimbangkan bahwa cara ini dilakukan bergantung pada:

  1. Jenis tanah; tanah yang tidak bias menahan air sebaiknya hati-hati dalam menerapkan cara pengairan berselang; demikian pula jenis tanah berat; 
  2. Pola pengairan di wilayah setempat; kalau pengairan sudah ditetapkan berselang setiap 3 hari maka pola pengairan yang sudah ada ini saja yang diikuti. 
  3. Pada lahan sawah yang sulit dikeringkan karena drainase jelek, pengairan berselang tidak perlu dipraktekkan. 


CARA PENGAIRAN BERSELANG :

Seperti diuraikan sebelumnya, pengairan berselang (intermitten irrigation) adalah pengaturan air pada petakan sawah secara bergantian antara kondisi kering dan tergenang sesuai fase pertumbuhan tanaman dan kondisi lahan. Adapun cara pergantian/pengaturan kondisi air pada petakan sawah dapat dilakukan sebagai berikut:

  1. Tanam bibit dalam kondisi sawah macakmacak; 
  2. Secara berangsur tanah diairi 2-5 cm sampai tanaman berumur 10 hari; 
  3. Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (biasanya 5-6 hari); 
  4. Setelah permukaan tanah retak selama 1 hari, sawah kembali diairi setinggi 5 cm; 
  5. Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (5-6 hari) lalu diairi setinggi 5 cm. 


Pengairan berselang memerlukan pengaturan kapan lahan digenangi dan dikeringkan. Ulangi hal di atas sampai tanaman masuk stadia pembungaan. Sejak fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus diairi setinggi 5 cm, kemudian lahan dikeringkan. Sepuluh hari sebelum panen lahan dikeringkan.

Read More »

thank you google

Kemaren malam, tanggal 19 April 2016, iseng saya kasih komentar pada salah satu facebook teman, saya tulis alamat blog saya (a pen blog), saya tulis alamat lengkap blog ini www.apen-noteblog.blogspot.com. Ee, setelah saya post komentar tersebut, muncul blog not found. Penasaran rasanya, ada apa?... Coba buka Google, ketik salah satu judul posting blog, waktu itu posting yang saya cari Seginim 05, ketemu, walau pun tidak pada halaman pertama. Saya coba buka, ga bisa, muncul peringatan blog sudah dihapus. Malam ini, terima kasih google, karena akun saya sudah bisa dipulihkan dan entri ini merupakan entri pertama setelah mati suri blog saya ini. Mudah-mudahan kedepan tidak terjadi apa-apa. Kepada sahabat yang sudah membajak akun saya, tolong janganlah, kalo memang saya melakukan kesalahan sampaikan saja langsung ke saya, sebelumnya saya mohon maaf. Oke, mas broo, salam kenal.

Read More »