Radiasi ponsel sejak lama memang diduga memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan. Kali ini sebuah riset menunjukkan bahwa radiasi ponsel dapat mempengaruhi kualitas tidur.
Seperti diwartakan BBC, Senin (21/1), sebuah penelitian yang didanai perusahaan-perusahan ponsel mengidikasikan bahwa radiasi dari handset dapat menimbulkan sejumlah gangguan seperti insomnia, sakit kepala dan pusing-pusing. Radiasi juga dapat menurunkan durasi tidur lelap sehingga mengganggu kemampuan tubuh Anda untuk memulihkan diri.
Adalah para ahli dari Karolinska Institute di Swedia dan Wayne State University di Amerika Serikat yang melakukan riset tentang radiasi ini dengan dukungan dana dari Mobile Manufacturers Forum. Para ahli melibatkan sebanyak 35 pria dan 36 wanita berusia18 hingga 45 sebagai partisipan dalam penelitian.
Selama riset, beberapa partisipan dikondisikan untuk mendapatkan efek radiasi yang setara dengan jumlah yang diterima ketika seseorang menggunakan ponsel. Beberapa partisipan lain juga harus menjalani kondisi serupa, namun tanpa diberi efek radiasi.
Setelah simulasi tersebut terungkap bahwa partisipan yang diberikan efek radiasi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk masuk ke tahap pertama dari beberapa tingkatan tidur nyenyak (deep sleep). Partisipan ini juga menghabiskan waktu sebentar saja pada tahap tidur paling dalam.
"Riset mengindikasikan bahwa dengan pemberian efek radiasi di laboratorium menggunakan sinyal wireless 884 MHz penting artinya komponen tidur untuk dapat memulihkan diri dari pengaruh buruk akibat pemakaian sehari-hari," ungkap peneliti dalam kesimpulannya.
Salah satu peneliti, Profesor Bengt Arnetz, mengatakan "Riset ini mengindikasikan dengan kuat bahwa penggunaan ponsel berhubungan dengan perubahan khusus pada bagian otak yang berfungsi mengaktifkan dan mengkoordinasikan sitem stres. Teori lainnya yang muncul adalah adalah radiasi dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yang berfungsi mengatur ritme tubuh secara internal.
Dari riset ini pun terungkap bahwa setengah dari total partisipan mengalami gangguan yang disebut elektrosensitif. Mereka mengalami beberapa gejala seperti sakit kepala, gangguan fungsi kognitif akibat penggunaan ponsel.
"Bukti-bukti sekarang semakin menguatkan bahwa kita seharusnya menangani masalah ini dengan cara yang sifatnya mencegah. Riset ini menganjurkan jika Anda memang harus menelepon di malam hari, akan lebih baik menggunakan telepon kabel, dan jangan simpan ponsel Anda di meja dekat tempat tidur," ungkap Alasdair Philips direktur Powerwatch, yang meneliti dampak bidang elektromagnet terhadap kesehatan.
Mike Dolan, direktur eksekutif Mobile Operators Association, justru menilai hasil riset ini tidak konsisten dengan hasil penelitian lainnya. "Ini hanyalah sedikit bagian saja dari teka-teki ilmiah yang sangat besar. Ini hanyalah efek yang sangat kecil, seorang peneliti cenderung menilainya tidak lebih dari sebuah efek yang timbul dari secangkir kopi," ungkapnya.
Pada September lalu, sebuah riset selama enam tahun yang dilakukan UK Mobile Telecommunications dan Health Research Programme (MTHRP) di Inggris menyimpulkan bahwa penggunaan ponsel tidak menimbulkan risiko jangka pendek pada otak. Namun begitu, para peneliti mengatakan mereka tidak mengesampingkan adanya kemungkinan risiko jangka panjang yang dapat menimbulkan kanker.
Seperti diwartakan BBC, Senin (21/1), sebuah penelitian yang didanai perusahaan-perusahan ponsel mengidikasikan bahwa radiasi dari handset dapat menimbulkan sejumlah gangguan seperti insomnia, sakit kepala dan pusing-pusing. Radiasi juga dapat menurunkan durasi tidur lelap sehingga mengganggu kemampuan tubuh Anda untuk memulihkan diri.
Adalah para ahli dari Karolinska Institute di Swedia dan Wayne State University di Amerika Serikat yang melakukan riset tentang radiasi ini dengan dukungan dana dari Mobile Manufacturers Forum. Para ahli melibatkan sebanyak 35 pria dan 36 wanita berusia18 hingga 45 sebagai partisipan dalam penelitian.
Selama riset, beberapa partisipan dikondisikan untuk mendapatkan efek radiasi yang setara dengan jumlah yang diterima ketika seseorang menggunakan ponsel. Beberapa partisipan lain juga harus menjalani kondisi serupa, namun tanpa diberi efek radiasi.
Setelah simulasi tersebut terungkap bahwa partisipan yang diberikan efek radiasi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk masuk ke tahap pertama dari beberapa tingkatan tidur nyenyak (deep sleep). Partisipan ini juga menghabiskan waktu sebentar saja pada tahap tidur paling dalam.
"Riset mengindikasikan bahwa dengan pemberian efek radiasi di laboratorium menggunakan sinyal wireless 884 MHz penting artinya komponen tidur untuk dapat memulihkan diri dari pengaruh buruk akibat pemakaian sehari-hari," ungkap peneliti dalam kesimpulannya.
Salah satu peneliti, Profesor Bengt Arnetz, mengatakan "Riset ini mengindikasikan dengan kuat bahwa penggunaan ponsel berhubungan dengan perubahan khusus pada bagian otak yang berfungsi mengaktifkan dan mengkoordinasikan sitem stres. Teori lainnya yang muncul adalah adalah radiasi dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yang berfungsi mengatur ritme tubuh secara internal.
Dari riset ini pun terungkap bahwa setengah dari total partisipan mengalami gangguan yang disebut elektrosensitif. Mereka mengalami beberapa gejala seperti sakit kepala, gangguan fungsi kognitif akibat penggunaan ponsel.
"Bukti-bukti sekarang semakin menguatkan bahwa kita seharusnya menangani masalah ini dengan cara yang sifatnya mencegah. Riset ini menganjurkan jika Anda memang harus menelepon di malam hari, akan lebih baik menggunakan telepon kabel, dan jangan simpan ponsel Anda di meja dekat tempat tidur," ungkap Alasdair Philips direktur Powerwatch, yang meneliti dampak bidang elektromagnet terhadap kesehatan.
Mike Dolan, direktur eksekutif Mobile Operators Association, justru menilai hasil riset ini tidak konsisten dengan hasil penelitian lainnya. "Ini hanyalah sedikit bagian saja dari teka-teki ilmiah yang sangat besar. Ini hanyalah efek yang sangat kecil, seorang peneliti cenderung menilainya tidak lebih dari sebuah efek yang timbul dari secangkir kopi," ungkapnya.
Pada September lalu, sebuah riset selama enam tahun yang dilakukan UK Mobile Telecommunications dan Health Research Programme (MTHRP) di Inggris menyimpulkan bahwa penggunaan ponsel tidak menimbulkan risiko jangka pendek pada otak. Namun begitu, para peneliti mengatakan mereka tidak mengesampingkan adanya kemungkinan risiko jangka panjang yang dapat menimbulkan kanker.