Hi, guest ! welcome to apen blog!. | About Us | Contact | Register | Sign In

Tanam Padi Sistem Jajar Legowo

Cara tanam padi jajar legowo merupakan perubahan teknologi jarak tanam padi yang dapat menambah produktivitas sekaligus mengendalikan organisme pengganggu tanaman padi.

Adapun manfaat dan tujuan dari penerapan sistem tanam jajar legowo adalah sebagai berikut :

  1. Menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 %. 
  2. Mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu dilakukan melalui barisan kosong/lorong. 
  3. Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit. 
  4. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman dalam barisan. 
  5. Menambah kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir dengan memanfaatkan sinar matahari secara optimal.

Modifikasi jarak tanam pada sistem tanam jajar legowo bisa dilakukan dengan melihat berbagai pertimbangan. Secara umum jarak tanam yang dipakai adalah 20 x 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 x 22,55 cm atau 25 x 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya.

Ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo yang secara umum dapat dilakukan yaitu :

1) Jajar Legowo 2 : 1

Jajar legowo (2 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap dua baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar baris sedangkan jarak tanaman dalam barisan adalah setengah kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (2 : 1) adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong).

Dengan sistem jajar legowo (2 : 1) seluruh tanaman dikondisikan seolah-olah menjadi tanaman pinggir. Penerapan sistem jajar legowo (2 : 1) dapat meningkatkan produksi padi dengan gabah kualitas benih dimana sistem jajar legowo seperti ini sering dijumpai pada pertanaman untuk tujuan penangkaran atau produksi benih.

2) Jajar Legowo 3 : 1

Jajar legowo (3 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap tiga baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Modifikasi tanaman pinggir dilakukan pada baris tanaman ke-1 dan ke-3 yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-3) dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan. Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (3 : 1) adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong).

3) Jajar Legowo 4 : 1

Jajar legowo (4 : 1) adalah cara tanam padi dimana setiap empat baris tanaman diselingi oleh satu barisan kosong yang memiliki jarak dua kali dari jarak tanaman antar barisan. Dengan sistem legowo seperti ini maka setiap baris tanaman ke-1 dan ke-4 akan termodifikasi menjadi tanaman pinggir yang diharapkan dapat diperoleh hasil tinggi dari adanya efek tanaman pinggir. Prinsip penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam pada setiap barisan pinggir (baris ke-1 dan ke-4) dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan. Dengan demikian jarak tanam pada sistem jajar legowo (4 : 1) adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong).

Seperti telah diuraikan di atas bahwa prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan jumlah populasi tanaman dengan pengaturan jarak tanam. Adapun jumlah peningkatan populasi tanaman dengan penerapan sistem tanam jajar legowo ini dapat kita ketahui dengan rumus : 100 % x 1 / (1 + jumlah legowo).

Tipe sistem tanam jajar legowo (4 : 1) dipilih sebagai anjuran kepada petani untuk diterapkan dalam rangka peningkatan produksi padi karena berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan dengan melihat serta mempertimbangkan tingkat efisiensi dan efektifitas biaya produksi dalam penggunaan pupuk dan benih serta pengaruhnya terhadap hasil produksi tanaman padi.

Penerapan sistem tanam jajar legowo akan memberikan hasil maksimal dengan memperhatikan arah barisan tanaman dan arah datangnya sinar matahari. Lajur barisan tanaman dibuat menghadap arah matahari terbit agar seluruh barisan tanaman pinggir dapat memperoleh intensitas sinar matahari yang optimum dengan demikian tidak ada barisan tanaman terutama tanaman pinggir yang terhalangi oleh tanaman lain dalam mendapatkan sinar matahari.

Read More »

Rekonsiliasi Aset

Pengelolaan barang milik daerah atau aset perlu ketelitian dan ketekunan karena terkait dengan angka-angka dalam Belanja Modal Pemerintah. Proses rekon dimulai dari Neraca Saldo Awal yang telah diaudit oleh BPK, selanjutnya dengan melakukan pengecekan Laporan Realisasi Angaran (LRA) pada masing-masing SKPD, dengan melihat LRA maka diketahui belanja modal apa saja yang sudah dilaksanakan, selain itu juga memastikan apakah ada pengurangan dan penambahan aset. semua riwayat penambahan dan pengurangan aset akan dimasukan ke dalam kertas kerja beserta lampirannya dan diserahkan ke bidang pengelolaan aset, apabila sudah sesuai maka pengurus barang akan melakukan input kedalam Sistem Informasi Barang Milik Daerah (Simda BMD).

Berikut Rincian dari Kertas Kerja Rekonsilisasi Aset:

KOMPONEN PENGURANG ASET

Extra Comptable

Maksud dari extra comptable adalah aset yang nilainya dibawah batas kapitalisasi yang telah ditetapkan sesuai Kebijakan Akuntansi, barang extra comptable tidak masuk kedalam Neraca tapi masih tetap masuk dalam kartu inventaris barang.

Penghapusan

Penghapusan terhadap aset-aset yang masuk kategori rusak berat adalah salah satu yang menyebabkan aset berkurang. Penghapusan ini sebagi tindak lanjut dari pemindah tanganan barang milik daerah, putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan sudah tidak ada upaya hukum lainnya, menjalankan ketentuan undang-undang, pemusnahan atau sebab lain.

Koreksi Catat

Dilakukan ketika ada pembentulan nilai harga perolehan dan kurang catat terhadap jumlah dan nilai dari aset yang baru ditemukan.

Non Aset

Masih ditemukan adanya kesalahan pencatatan di beberapa SKPD, ada barang habis pakai seperti flashdisk dan senter yang tercatat di KIB, apabila ditemukan maka akan kita pindah ke non aset sehingga akan menjadi pengurang nilai aset.

Hibah

Apabila Aset telah dihibahkan kepada pihak lain maka akan dimasukan sebagai komponen pengurang aset.

Reklasifikasi

Digunakan untuk pembetulan ketika terjadi kesalahan pencatatan antar KIB di SKPD.

Mutasi Antar SKPD

Dicatat sebagai komponen pengurang aset karena perpindahan aset antar SKPD, misalnya kendaraan Roda 2 yang semula berasal dari SKPD A karena sesuatu dan lain hal berpindah ke SKPD B, maka selanjutnya dicatat sebagai komponen pengurang aset.

Baik Jadi Rusak Berat

Diguanakan untuk merubah kondisi aset dari baik menjadi rusak berat.

KOMPONEN PENAMBAH ASET

Belanja Modal

Belanja modal yang bisa diakui sebagai penambah aset tetap harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : berwujud, umur pemakaian (manfaat ekonomi) barang yang dibeli lebih dari 12 (duabelas) bulan, Barang yang dibeli merupakan obyek pemeliharaan atau barang tersebut memerlukan biaya/ongkos untuk dipelihara, Perolehan barang tersebut untuk digunakan dan tidak untuk dijual/dihibahkan/disumbangkan/ diserahkan kepada pihak ketiga, nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.

Belanja BLUD

Setiap belanja modal yang dilakukan oleh BLUD, maka asetnya tetap dimasukan kedalam Neraca Pemerintah Daerah.

Kapitalisasi Belanja

Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua pengeluaran untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk meningkatkan kapasitas/efisiensi dan atau memperpanjang umur teknisnya dalam rangka menambah nilai-nilai aset tersebut. Misalnya salah satu gedung dilakukan perbaikan/rehabilitasi/renovasi dengan biaya diatas nilai kapitalisasi, sehingga kapasitas ruangannya menjadi bertambah, maka semua biaya yang dilakukan tersebut berdampak kepada penambahan aset.

Koreksi Catat

Diperuntukan untuk mengakomodir apabila terjadi kesalahan pencatatan nilai yang mengakibatkan bertambahnya nilai aset.

Hibah

Apabila Pemerintah Daerah menerima hibah aset dari swasta maka akan dicatat dalam neraca, misalnya SKPD mendapat Hibah mobil dari dana CSR perusahaan. Maka akan menambah aset di KIB B (Peralatan dan mesin).

Reklasifikasi

Reklasifikasi dilakukan jika terjadi kesalahan penganggaran di SKPD, misalnya pada pos rekening pemeliharaan, tapi dalam pelaksanaanya digunakan untuk membeli aset yang seharusnya berada di rekening belanja modal. Atas kesalahan tersebut maka nilai pemeliharaan akan dijadikan harga perolehan terhadap aset tersebut.

Mutasi Antar SKPD

Dicatat sebagai komponen penambah aset karena perpindahan aset antar SKPD.

Dana BOS/BOMM/Block Grand

Banyak dana BOS/BOMM/Block Grand yang diterima oleh masing-masing sekolah. Apabila dana tersebut digunakan untuk belanja modal yang menjadi aset maka wajib dimasukan kedalam Neraca.

Read More »

Manfaat Pupuk KCL

Pupuk KCL atau yang sering disebut MOP (muriate Of Potash) merupakan salah satu jenis pupuk tunggal yang sangat berguna untuk meningkatkan hasil tanaman melalui fungsinya yang mampu membantu pertumbuhan organ-organ generatif seperti biji, buah, dan bunga. Fungsi pupuk KCl tersebut diperoleh dari senyawa K2O yang terkandung di dalamnya. Pupuk KCL merupakan pupuk yang mengandung unsur kalium yang sangat cocok digunakan untuk segala jenis tanaman yang memiliki sifat toleran atau tanah dengan klorida rendah. Selain itu pupuk KCl dapat diaplikasikan untuk semua jenis tanah.

Pupuk ini memiliki warna merah maupun putih, dengan tekstur yang menyerupai kristal. Pupuk KCl memiliki sifat higroskopis, mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Pupuk KCl (MOP) memiliki konsentrasi nutrisi yang sangat tinggi. Oleh karena itu ia memiliki harga yang kompetitif dengan jenis-jenis pupuk lain yang mengandung kalium.

Kandungan pupuk KCl terdiri dari 2 zat yaitu zat hara dan zat pembawa. Karena pupuk KCl dapat ditemukan dengan banyak jenis, maka perbandingan antara zat hara dan zat pembawanya pun berbeda-beda. Namun secara umum, saat ini yang ramai ditemui adalah pupuk KCl 80 yang memiliki kandungan zat hara sebesar 60% dan zat pembawa sebesar 40%. Hal ini berarti dalam 100 kg KCl terdapat 60 kg zat hara (K2O) dan 40 kg zat pembawa. Hara yang terkandung dalam pupuk KCl adalah hara kalium yang dapat diserap tanaman dalam bentuk senyawa K2O. Sebelum dapat diserap, pupuk KCl pada tanah akan terlebih dahulu terurai menjadi senyawa K2O dan ion Cl++. K2O bermanfaat untuk pertumbuhan dan penguat daya tahan tanaman terhadap penyakit, sedangkan ion Cl++ justru merugikan tanaman jika diberikan dalam jumlah berlebih.

Pupuk yang mengandung kalium harus diterapkan dimana cadangan kalium tanah tidak memadai. Kalium dapat diterapkan sebagai pupuk langsung atau sebagai bagian dari pupuk yang dicampur dengan senyawa nitrogen dan fosfor. Pupuk KCl sering dikombinsikan dengan nitrogen maupun fosfor dalam penggunaannya sebagai pupuk multi komponen. Kegunaan lainnya adalah dalam produksi kalium hidroksida yang digunakan dalam pengolahan air serta produksi biodiesel

Berdasarkan zat hara yang terkandung di dalam pupuk KCl yaitu K2O, kita dapat mengetahui apa saja manfaat dan fungsi pupuk KCl. Manfaat dan fungsi pupuk KCl tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan hasil panen. Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa kandungan klorida dalam pupuk KCl dapat membantu meningkatkan hasil panen, yaitu dengan meningkatkan resistensi penyakit pada tanaman. Kandungan kalium dalam pupuk KCl sangat penting dalam beberapa aspek, misalnya dalam perkebunan sawit. Tingkat pertumbuhan kelapa sawit cukup tinggi membuat kebutuhan haranya sangat besar. Kandungan kalium dalam pupuk KCl terlibat dalam banyak fungsi biokimia dan secara positif mempengaruhi manfaat tanah dan hasil pada berbagai jenis tanah yaitu ukuran tandan dan jumlah tandan. Bantuan senyawa nitrogen, kalium dapat menyebabkan efek yang lebih sinergis untuk meningkatkan pertumbuhan hasil per tandan dan rasio minyak per tandan. 
  2. Meningkatkan kualitas hasil panen. Salah satu fungsi unsur hara kalium yang terkandung dalam pupuk KCl adalah untuk menghasilkan kualitas buah yang baik seperti menjadikan buah lebih besar dan lebih manis. Hal ini disebabkan kalium dapat membantu proses tranfortasi glukosa di dalam tanah. Hal ini tentu saja mengoptimalkan manfaat buah-buahan atau sayuran yang ditanam. 
  3. Memperkuat batang tanaman. Tanaman yang baik adalah tanaman yang memiliki batang yang kokoh dan kuat. Hal ini dapat menjadikannya bisa bertahan hidup lebih lama dan tidak gampang ambruk atau rapuh sebelum dapat menghasilkan buah. Kandungan K2O dalam pupuk KCl dapat memberikan solusi untuk hal tersebut yaitu menjadikan batang tanaman lebih kuat dan terlihat kokoh. 
  4. Tanaman lebih tahan stress. Unsur hara dalam kalium (K2O) dari pupuk KCl mampu mengatur kinerja stomata daun, yaitu untuk membantu proses fotosintesis (proses pembuatan makanan pada tumbuh-tumbuhan dengan manfaat sinar matahari, karbondioksida dan air), proses transpirasi (proses penguapan air dari permukaan tanah) serta untuk melakukan pencegahan atas hilangnya air dari tanaman. Hal tersebut akan menjadikan tanaman lebih tahan terhadap resiko terjadinya stress dan kekeringan yang akhirnya menyebabkan tanaman mati sebelum dapat menghasilkan buah. 
  5. Lebih tahan terhadap serangan penyakit. Kandungan kalium yang terdapat dalam pupuk KCl mampu mencukupi kebutuhan tanaman untuk melindunginya terhadap gangguan hama dan penyakit-penyakit lain yang dapat menyerang tanaman. Sehingga nantinya tanaman dapat berpotensi menghasilkan panen yang lebih baik. 
  6. Transortasi asimilat dan kerja enzim. Kandungan kalium dalam pupuk KCl dapat membantu proses translokasi hasil fotosintesis tanaman (asimilat) dan memaksimalkan sistem kerja enzim ke seluruh bagian tanaman. Manfaat fotosintesis yang lebih optimal akan menjadikan tanaman dapat tumbuh sebagaimana mestinya. 
  7. Meningkatkan ketahanan terhadap kerusakan saat pengangkutan dan penyimpanan. Pengaplikasian pupuk KCl akan sangat tepat pada saat tanaman sudah mulai memasuki masa berbunga. Hal ini akan dapat membantu meningkatkan aktivitas pembentukan hasil biji maupun buah pada tanaman. Sehingga dapat menghasilkan biji atau buah yang sempurna serta dapat mengurangi resiko kerusakan saat hasil panen tersebut diangkut maupun pada masa penyimpanan


Pupuk KCL tidak cocok digunakan pada tanaman tembakau, kentang, wortel dan bawang merah. Karena tanaman tersebut memiliki sensitifitas terhadap unsur Clorida (Cl). Unsur Clorida berdampak buruk pada tanaman tembakau dan bawang merah, misalnya adalah penurunan produksi. Untuk memenuhi kebutuhan kalium pada tanaman yang sensitif terhadap unsur Clorida (Cl) sebaiknya menggunakan pupuk ZK atau KNO3. Pupuk KCL dapat diaplikasikan sebagai pupuk susulan dengan cara ditaburkan pada sekeliling tanaman atau ditaburkan pada bedengan sebagai pupuk dasar. Penggunaan sebagai pupuk dasar biasanya dicampur dengan pupuk Nitrogen dan Phospor. Pupuk KCL bisa juga diaplikasikan dengan cara dikocorkan pada akar tanaman. Aplikasi pengocoran dilakukan dengan cara melarutkan pupuk KCL dengan dosis tertentu sesuai kebutuhan.

PUPUK KCl ORGANIK

Pupuk KCl sering mengalami kelangkaan namun dengan kemajuan ilmu pengetahuan sekarang ini telah ditemukan berbagai macam cara untuk mengatasi kelangkaan jenis pupuk ini. Salah satunya adalah dengan pembuatan pupuk KCl berbahan dasar organik yaitu dengan menggunakan sabut kelapa. Selain lebih murah ketersediaan pupuk KCl organik lebih terjamin. Hal ini juga bisa menjadi salah satu metoda alternatif penanganan limbah sabut kelapa yang tak mampu ditangani karena jumlahnya cukup banyak sekarang ini. Selain itu, bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk KCl organik ini cukup mudah didapatkan di lingkungan sekitar kita. Pembuatan pupuk KCl organik adalah sebagai berikut :

  1. Penyiapan bahan Untuk bahan pembuatan pupuk KCl organik kita cukup menyiapkan sabut kelapa ± 25 kg dan air jernih sebanyak 40 liter serta drum bekas. 
  2. Proses pengolahan 
  • Langkah-langkah pembuatan pupuk KCl organik : 
  1. Bersihkan sabut kelapa terlebih dahulu dari tanah kemudian letakkan pada drum bekas 
  2. Tuangkan air bersih ke dalam drum hingga mencapai separuhnya 
  3. Tutup drum tersebut untuk mempercepat proses fermentasi serta untuk menghindari masuknya air hujan ke dalam drum 
  4. Diamkan drum selama ±15 hari 
  5. Setelah 15 hari dan air rendaman telah berubah menjadi warna hitam kekuningan berarti hal tersebut siap untuk diaplikasikan.


Manfaat pupuk KCl organik ini sangat cocok diaplikasikan ke tanaman padi yang mulai berbuah. Cara penggunaannya adalah dengan cara disemprotkan ke bagian daun yang mengahadap ke bawah. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan unsur kalium. Menurut berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli dibidang pertanian pupuk KCl organik cair ini dapat membantu untuk meningkat produktivitas hasil tanaman padi hingga mencapai 5 – 15 % dengan kandungan K2O sebanyak 3 – 5 %.

Read More »

Pembibitan Padi Sawah

Untuk keperluan penananam padi tentunya tidak terlepas dari tersedianya bibit. Agar tanaman padi yang kita tanam itu akan berproduksi tinggi dengan mutu yang baik, bibit harus berasal dari benih (butiran gabah) yang bermutu.

Benih bermutu adalah benih dengan vigor tinggi dan bersertifikat. Benih bersertifikat dapat diperoleh pada penyalur benih dan toko/kios sarana produksi pertanian (saprotan). Berdasarkan data penelitian, penggunaan benih bersertifikat meningkatkan produksi 500 kg/ha dibandingkan dengan benih yang tidak bersertifikat.

Meski benih yang akan kita semaikan itu berasal dari benih bermutu, tetapi sebelum disemaikan harus dipilih benih yang baik. Untuk memilih benih yang baik, benih direndam dalam larutan 20 g ZA/liter air atau larutan 20 g garam/liter air. Dapat juga digunakan abu dengan menggunakan indikator telur, yang semula berada dalam dasar air, setelah diberi abu, telur tersebut mulai terangkat ke permukaan. Kemudian benih yang mengambang/mengapung dibuang. Benih yang tidak mengapung/mengambang alias benih yang tenggelam itulah yang nantinya disemaikan untuk memperoleh bibit padi karena benih seperti ini merupakan benih yang baik (benih bernas).

Benih bernas tersebut sebelum disemaikan dibilas dahulu dengan air besih, kemudian direndam dalam air selama 24 jam. Setelah itu, diperam dalam karung selama 48 jam dan dijaga kelembabannya dengan cara membasahi karung dengan air. Sedang untuk benih hibrida, benih tersebut kangsung direndam dalam air dan selanjutnya diperam.

Untuk memperoleh bibit padi dapat dilakukan dengan cara persemaian basah dan kering. Umur bibit siap dipindahkan atau ditanam bergantung pada jenis persemaian.

Persemaian basah adalah persemaian yang dilakukan pada lahan sawah di luar areal yang akan dipanen.

Tempat persemaian sebaiknya dalam satu hamparan luas agar mudah pemeliharaannya. Selain itu, persemaian terkena sinar matahari langsung tetapi tidak dekat dengan sinar lampu yang dapat mengudang serangga pada malam hari.

Pertama-tama, tanah untuk persemaian diolah dengan cara dibajak dan digaru 2-3 kali sampai tanah dalam kondisi melumpur sedalam kira-kira 20 cm. Sesudah tanah diolah, buat bedengan setinggi 5-10 cm dengan lebar bedengan 100-150 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan atau kondisi lahan. Sedang jarak antar bedengan satu dengan bedengan laian lebih kurang 30 cm. Di antara bedengan dibuat saluran draenase.

Apabila ada genangan air di bedengan, air yagn masih ada di bedengan tersebut harus dibuang hingga permukaan bedengan tidak tergenang air. Pekerjaan berikutnya, bedengan dipupuk dengan pupuk Urea, SP 36, ZA dan KCl. Untuk setiap 10 m2 luas pesemaian diberi pupuk Urea sebanyak 250 g, SP 36 sejumlah 100 g, ZA 100 g dan KCl 75 g. Yang dicampur dengan tanah secara merata.

Apabila tempat pesemaian ini sudah siap, benih ditaburkan pada bedengan. Jarak penaburan dari tepi bedengan lebih kurang 10 cm dengan kerapatan penaburan 25 g benih per 10 m2.

Lima hari setelah tabur benih, persemaian diairi setinggi kira-kira 1 (satu) cm selama 2 (dua) hari. Setelah itu, persemaian diairi terus-menerus setinggi kira-kira 5 cm. Penggenangan air ini dilakukan, selain untuk mencukupi kecukupan air bagi benih juga berfungsi untuk menahan benturan langsung dengan air hujan (jika terjadi hujan) dan untuk menghindari pesemaian dari gangguan serangan hama, terutama serangan burung atau yang lainnya.

Pada saat benih berumur 7-10 hari setelah ditaburkan di atas bedengan, benih diberi insektisida (misalnya dengan Furadan 3 G) dengan dosis 17 kg/ha. Selanjutnya, penggunaan air disesuaikan dengan ketinggian bibit.

Benih yang sudah ditaburkan pada bedengan itu juga harus dijaga dari serangan hama, diantaranya dari serangan tikus. Sebab, binatang pengerat ini sangat menggemari benih padi yang baru disebar. Oleh karena itu, pada saat pembibitan padi ini diusahakan agar benih padi yang baru disebar itu aman dari serangan tikus. Caranya, buat pagar plastik mengelilingi tempat pembibitan untuk mencegah tikus masuk ke dalam pesemaian. Usaha pembuatan pagar plastik yang mengelilingi tempat pembibitan tersebut akan lebih efektif apabila tempat pembibitan masing-masing petani yang melakukan pembibitan berdekatan, atau bahkan bersama dalam satu lokasi pembibitan.

Bibit yang kita semaikan itu baru bisa dipindahkan atau ditanam ke petak persawahan setelah berumur 10-30 hari. Sebelum bibit dicabut, lahan persemaian perlu digenangi air selama 1 (satu) hari antara 2-5 cm agar tanah menjadi lunak sehingga bibit tidak rusak saat dicabut atau dipindahkan ke lapangan. Jika pun ada yang rusak, bibit yang rusak tersebut bisa ditekan sedikit mungkin.

Jika persemaian dilakukan pada lahan/tanah alkalin (pH 6,5), pada tanah seperti ini perlu diberi hara mikro (Cu dan Zn) dengan cara mencelupkan air bibit padi ke dalam larutan ZnSO4 5% dan CuSO4 0,2% selama 2 (dua) menit pada saat bibit akan ditanam. Sebelum ditanam, bibit dapat dicelupkan terlebih dahulu ke dalam sispensi Azospirillum, minimal 1 (satu) jam. Suspensi dibuat dengan cara melarutkan 200 g inokulum ke dalam 50 liter air

Read More »

Pengairan Berselang Padi Sawah

Salahsatu hal yang sering dikhawatirkan petani dalam berusahatani padi diantaranya adalah kekurangan air terutama di musim kemarau. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tanaman padi memerlukan air irigasi pada fase tertentu. Untuk mengatasi kelangkaan air pada fase tertentu, dikembangkan beberapa teknik pengelolaan lahan yang efisien dalam penggunaan air.

Pengairan berselang (intermitten irrigation) adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian sesuai fase pertumbuhan tanaman dan kondisi lahan. Pengairan berselang dapat menghemat pemakaian air 15-30% tanpa menurunkan hasil panen.

Penerapan pengairan berselang pada petakan sawah yang diantaranya dimaksudkan untuk :
  1. Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas; 
  2. Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang lebih dalam; 
  3. Mencegah timbulnya keracunan besi; 
  4. Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar. 

Pengairan berselang akan bermanfaat untuk :

  1. Memberi kesempatan kepada akar untuk berkembang lebih baik, 
  2. Mengurangi kerebahan, 
  3. Mengaktifkan jasad renik mikroba yang bermanfaat, 
  4. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah), 
  5. Menyeragamkan pemasakan gabah dan 
  6. Mempercepat waktu panen, 
  7. Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah), 
  8. Memudahkan pengendalian hama keong mas, 
  9. Mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang, 
  10. Mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus. 


Dalam melakukan pengairan berselang perlu dipertimbangkan bahwa cara ini dilakukan bergantung pada:

  1. Jenis tanah; tanah yang tidak bias menahan air sebaiknya hati-hati dalam menerapkan cara pengairan berselang; demikian pula jenis tanah berat; 
  2. Pola pengairan di wilayah setempat; kalau pengairan sudah ditetapkan berselang setiap 3 hari maka pola pengairan yang sudah ada ini saja yang diikuti. 
  3. Pada lahan sawah yang sulit dikeringkan karena drainase jelek, pengairan berselang tidak perlu dipraktekkan. 


CARA PENGAIRAN BERSELANG :

Seperti diuraikan sebelumnya, pengairan berselang (intermitten irrigation) adalah pengaturan air pada petakan sawah secara bergantian antara kondisi kering dan tergenang sesuai fase pertumbuhan tanaman dan kondisi lahan. Adapun cara pergantian/pengaturan kondisi air pada petakan sawah dapat dilakukan sebagai berikut:

  1. Tanam bibit dalam kondisi sawah macakmacak; 
  2. Secara berangsur tanah diairi 2-5 cm sampai tanaman berumur 10 hari; 
  3. Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (biasanya 5-6 hari); 
  4. Setelah permukaan tanah retak selama 1 hari, sawah kembali diairi setinggi 5 cm; 
  5. Biarkan sawah mengering sendiri, tanpa diairi (5-6 hari) lalu diairi setinggi 5 cm. 


Pengairan berselang memerlukan pengaturan kapan lahan digenangi dan dikeringkan. Ulangi hal di atas sampai tanaman masuk stadia pembungaan. Sejak fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus diairi setinggi 5 cm, kemudian lahan dikeringkan. Sepuluh hari sebelum panen lahan dikeringkan.

Read More »

thank you google

Kemaren malam, tanggal 19 April 2016, iseng saya kasih komentar pada salah satu facebook teman, saya tulis alamat blog saya (a pen blog), saya tulis alamat lengkap blog ini www.apen-noteblog.blogspot.com. Ee, setelah saya post komentar tersebut, muncul blog not found. Penasaran rasanya, ada apa?... Coba buka Google, ketik salah satu judul posting blog, waktu itu posting yang saya cari Seginim 05, ketemu, walau pun tidak pada halaman pertama. Saya coba buka, ga bisa, muncul peringatan blog sudah dihapus. Malam ini, terima kasih google, karena akun saya sudah bisa dipulihkan dan entri ini merupakan entri pertama setelah mati suri blog saya ini. Mudah-mudahan kedepan tidak terjadi apa-apa. Kepada sahabat yang sudah membajak akun saya, tolong janganlah, kalo memang saya melakukan kesalahan sampaikan saja langsung ke saya, sebelumnya saya mohon maaf. Oke, mas broo, salam kenal.

Read More »